Pencapaian Terbesar dalam Sejarah Sepak Bola Inggris
“Tahun ini memang ditakdirkan untuk Inggris.”
Lucy Bronze, pesepakbola paling berpengalaman di timnas Inggris, memiliki firasat kuat sepanjang turnamen. Bahkan dengan tulang kering yang retak, Bronze tak mau menyerah. Ia tak ingin melewatkan momen ini – saat timnya mempertahankan gelar Eropa dan mengalahkan juara dunia di tanah asing.
Pemain berusia 33 tahun itu memberikan segalanya. Ia hanya diganti ketika tak lagi mampu menahan sakit, dengan mata berkaca-kaca, saat akhirnya mengizinkan pemain pengganti mengambil alih posisinya di babak extra time final Euro 2025 melawan Spanyol yang berakhir dengan kemenangan lewat adu penalti.
Melawan Segala Rintangan
Tim Sarina Wiegman terus-menerus membungkam keraguan, bangkit dari jurang kekalahan berulang kali. Mereka menang dengan segala cara.
Kini tak ada lagi keraguan. Ini adalah pencapaian terbesar dalam sejarah sepak bola Inggris:
- Tim Inggris pertama yang menjuarai turnamen besar di luar negeri (setelah menang di kandang tahun 2022 dan Piala Dunia 1966 di Wembley)
- Tim senior Inggris pertama yang mempertahankan gelar
- Melakukannya dengan comeback setelah tertinggal di babak pertama (pertama kali dalam sejarah Euro Wanita)
Wiegman: Sang Arsitek Kejayaan
Gelar ketiga Wiegman secara beruntun (dengan dua negara berbeda) mengukuhkannya sebagai salah satu pelatih terhebat dunia. Ini adalah final besar kelimanya secara berturut-turut, dengan tiga kemenangan – sebuah pencapaian luar biasa.
“Saya sendiri hampir tak percaya. Bagaimana ini mungkin? Tapi ini nyata. Saya sangat bangga dengan tim ini,” ujar Wiegman yang terlihat menari-nari bersama kapten Leah Williamson.
Pelatih asal Belanda itu mengaku ini turnamen paling “kacau dan ridikul” dalam kariernya. Pemainnya sendiri mengakui mereka “hampir membunuh” Wiegman – setidaknya dua kali.
Jalan Berliku Menuju Kejayaan
Inggris hanya memimpin selama 4 menit 52 detik di fase knockout, namun akhirnya berdiri sebagai juara di Basel di tengah hujan konfeti emas.
Sebelum turnamen, banyak yang meragukan mereka setelah pensiunnya Mary Earps dan Fran Kirby, plus absennya kapten Piala Dunia Millie Bright. Kekalahan dari Prancis di laga pembuka semakin memperkuat keraguan itu.
Tapi The Lionesses bangkit:
- Mengalahkan Belanda dan Wales untuk lolos ke knockout
- Comeback dari 2-0 melawan Swedia di perempat final
- Menang dramatis 2-1 atas Italia di semifinal berkat gol Agyemang (96′) dan Kelly (119′)
Final yang Epik
Spanyol (juara dunia yang tak terkalahkan dalam 10 laga) sempat unggul 1-0 di final. Tapi Inggris punya cerita berbeda yang sudah ditakdirkan.
Wiegman tetap tenang, bahkan sempat melambaikan tangan ke media di tribun. Keyakinannya tak tergoyahkan – sama seperti kepercayaannya pada “finishers” (pemain pengganti) yang menjadi senjata rahasia sejak 2022.
Kebersamaan tim ini nyata: Bronze bermain dengan cedera, dukungan untuk Jess Carter yang mengalami rasial abuse, hingga Williamson yang sengaja mendorong Agyemang untuk menerima sorakan fans usai semifinal.
“Ini ridikul. Kami selalu bangkit dari ketertinggalan. Bukan hanya soal bakat, tapi kebersamaan tim ini luar biasa,” kata Wiegman kepada FIPNEWS.
Dukungan dari Segala Pihak
Pentingnya momen ini terlihat dari hadirnya PM Keir Starmer, Pangeran William dengan Putri Charlotte, hingga Presiden UEFA Alexander Ceferin. Bintang-bintang seperti Lia Wälti (Swiss) dan Catarina Macario (AS) juga hadir mendukung rekan setim mereka di Arsenal dan Chelsea.
Reece James (timnas Inggris pria) khusus terbang untuk mendukung adiknya Lauren James. Sementara CEO FA Mark Bullingham terus mendampingi tim di Swiss – dan sudah menegaskan Wiegman “tidak dijual dengan harga berapapun”.
Dengan generasi pemain baru dan yang berpengalaman seperti Bronze-Alex Greenwood, Wiegman telah menjadikan The Lionesses tim yang ditakuti di turnamen besar – sekaligus kolektor gelar.
“Dari laga pertama sudah kacau. Kalah di laga pembuka lalu jadi juara Eropa? Ini luar biasa. Sepak bola memang kacau,” kata Wiegman kepada FIPNEWS sambil menyaksikan Bronze diarak kiper Anna Moorhouse dalam selebrasi.
Bronze sudah tahu kemampuan tim ini. Sekarang, seluruh dunia pun tahu.




