Berita

Bahlil Dipanggil Prabowo ke Istana, Pengecer Kini Kembali Diberi Izin Jual Elpiji 3 Kg

9
×

Bahlil Dipanggil Prabowo ke Istana, Pengecer Kini Kembali Diberi Izin Jual Elpiji 3 Kg

Sebarkan artikel ini

Bahlil Dipanggil Prabowo ke Istana, Pengecer Kini Kembali Diberi Izin Jual Elpiji 3 Kg

Jakarta – Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dipanggil oleh Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto, ke Istana Negara. Pertemuan ini dikaitkan dengan polemik distribusi elpiji 3 kg yang sempat dilarang dijual oleh pengecer, menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga di berbagai daerah.

Dalam perkembangan terbaru, pemerintah akhirnya membolehkan kembali pengecer untuk menjual elpiji 3 kg demi memudahkan masyarakat mengakses gas subsidi tersebut. Keputusan ini disambut baik oleh banyak pihak, terutama warga kecil dan pelaku usaha mikro yang sebelumnya kesulitan mendapatkan gas melon akibat aturan larangan pengecer.

Bahlil Dipanggil Prabowo: Ada Apa?

Pemanggilan Bahlil ke Istana memicu spekulasi bahwa Prabowo ingin mendapatkan laporan langsung terkait situasi terkini distribusi elpiji 3 kg. Sebagai presiden terpilih yang akan mulai menjabat Oktober 2024, Prabowo menunjukkan kepeduliannya terhadap persoalan yang berdampak langsung pada rakyat kecil.

Meskipun isi pertemuan ini tidak sepenuhnya dibuka ke publik, beberapa sumber menyebut bahwa Prabowo menyoroti pentingnya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, termasuk elpiji subsidi.

Seusai pertemuan, pemerintah langsung mengambil langkah konkret dengan mengizinkan pengecer kembali menjual elpiji 3 kg. Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk respons cepat terhadap keluhan masyarakat yang merasa dirugikan dengan aturan sebelumnya.

Pengecer Kembali Dapat Izin Jual Elpiji 3 Kg

Sebelumnya, pemerintah memberlakukan kebijakan yang melarang pengecer menjual elpiji 3 kg. Distribusi hanya diperbolehkan melalui pangkalan resmi untuk memastikan subsidi tepat sasaran. Namun, kebijakan ini justru memicu sejumlah masalah:

Masyarakat kesulitan mendapatkan elpiji karena pangkalan resmi terbatas dan jauh dari permukiman.
Harga elpiji melonjak karena hanya bisa didapat dari jalur resmi, yang stoknya terbatas.
Pelaku usaha kecil, seperti pedagang gorengan dan warteg, terdampak karena pasokan gas tidak stabil.

Setelah aturan ini dicabut, pengecer kini kembali diperbolehkan menjual elpiji 3 kg dengan harga yang tetap diawasi pemerintah agar tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Reaksi Masyarakat dan Pengusaha Kecil

Keputusan ini disambut baik oleh masyarakat yang sebelumnya kesulitan mendapatkan elpiji melon.

“Alhamdulillah sekarang lebih mudah lagi cari gas. Kemarin harus jauh-jauh ke pangkalan, antre pula,” ujar Siti (45), ibu rumah tangga di Bekasi.

Sementara itu, pelaku usaha kecil juga merasa lebih lega.

“Kalau gas langka, kami yang kecil-kecilan ini yang paling kena dampaknya. Harusnya dari awal pengecer tetap boleh jual, asal harganya diawasi,” kata Budi (38), pedagang nasi uduk di Jakarta.

Namun, sebagian pihak masih mempertanyakan apakah kebijakan ini bisa benar-benar menjaga harga tetap stabil, mengingat pengecer cenderung menjual dengan harga lebih tinggi dibandingkan pangkalan.

Langkah Selanjutnya Pemerintah

Meski pengecer kembali diberi izin menjual elpiji 3 kg, pemerintah tetap menegaskan pentingnya pengawasan agar harga tidak melambung tinggi. Beberapa langkah yang akan dilakukan pemerintah antara lain:

Memastikan pasokan elpiji 3 kg cukup untuk seluruh daerah.
Menindak pengecer yang menjual di atas harga resmi.
Mendorong masyarakat mampu beralih ke elpiji nonsubsidi.
Mengawasi distribusi agar tidak ada spekulan yang bermain harga.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap membeli elpiji sesuai kebutuhan dan tidak melakukan panic buying yang bisa menyebabkan kelangkaan kembali terjadi.

Kesimpulan

Pemanggilan Bahlil Lahadalia oleh Prabowo Subianto ke Istana ternyata membawa dampak positif bagi masyarakat. Dengan pengecer kembali diberi izin menjual elpiji 3 kg, warga tidak lagi kesulitan mendapatkan gas subsidi untuk kebutuhan sehari-hari.

Ke depan, tantangan terbesar adalah memastikan harga tetap terkendali dan pasokan elpiji subsidi benar-benar tepat sasaran. Pemerintah diharapkan bisa lebih tegas dalam mengawasi distribusi agar tidak ada lagi lonjakan harga yang merugikan rakyat kecil.