Pemerintah Didesak Segera Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg Sebelum Ramadan
Jakarta – Menjelang bulan Ramadan, Masyarakat di berbagai daerah mulai mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji subsidi 3 kg atau gas melon. Kelangkaan ini dikhawatirkan akan semakin parah jika tidak segera ditangani, mengingat konsumsi elpiji biasanya meningkat selama bulan puasa.
Berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pelaku usaha kecil, mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi permasalahan ini sebelum Ramadan tiba. Jika tidak, lonjakan harga dan keterbatasan stok bisa semakin membebani masyarakat kecil yang sangat bergantung pada elpiji subsidi.
Kelangkaan Gas Melon Semakin Meluas
Dalam beberapa pekan terakhir, laporan tentang kelangkaan elpiji 3 kg semakin banyak bermunculan di berbagai wilayah, mulai dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga daerah luar Pulau Jawa.
Beberapa Warga Mengeluh bahwa mereka harus pergi ke beberapa pangkalan sebelum akhirnya mendapatkan gas, itupun dengan antrean panjang. Bahkan, ada yang harus membeli dengan harga jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) akibat keterbatasan stok di pangkalan resmi.
“Biasanya saya beli di warung dekat rumah, tapi sekarang harus ke pangkalan yang jauh. Itupun kadang sudah habis duluan,” ujar Rina (39), seorang ibu rumah tangga di Bekasi.
Tak hanya rumah tangga, para pedagang kecil yang mengandalkan elpiji subsidi juga merasa kesulitan. Mereka khawatir kelangkaan ini akan berdampak pada harga jual makanan yang mereka produksi.
“Kalau gas susah dicari dan mahal, harga jual makanan juga bisa naik. Padahal, pelanggan pasti keberatan kalau harga tiba-tiba naik,” keluh Budi (45), seorang pedagang gorengan di Semarang.
Penyebab Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab kelangkaan elpiji subsidi ini antara lain:
- Larangan Pengecer Menjual Elpiji 3 Kg
- Kebijakan pemerintah yang melarang pengecer menjual elpiji subsidi membuat masyarakat kesulitan mendapatkan gas, terutama di daerah yang jauh dari pangkalan resmi.
- Meningkatnya Permintaan Menjelang Ramadan
- Konsumsi elpiji biasanya meningkat saat memasuki bulan puasa karena aktivitas memasak meningkat, baik di rumah tangga maupun di kalangan pedagang kecil.
- Gangguan Distribusi dan Pasokan
- Keterlambatan distribusi dari agen ke pangkalan bisa menyebabkan pasokan tidak merata, sehingga beberapa daerah mengalami kelangkaan lebih cepat.
- Dugaan Penimbunan dan Penyimpangan Distribusi
- Tidak menutup kemungkinan ada oknum yang menimbun elpiji untuk dijual dengan harga lebih tinggi menjelang Ramadan.
- Penggunaan Elpiji 3 Kg oleh Pihak yang Tidak Berhak
- Gas melon seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan usaha mikro, tetapi dalam praktiknya sering digunakan oleh rumah tangga mampu atau usaha skala besar yang sebenarnya tidak berhak.
Desakan agar Pemerintah Bertindak Cepat
Menjelang Ramadan, pemerintah didesak untuk segera mengatasi masalah ini agar masyarakat tidak semakin terbebani. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
✅ Menambah pasokan elpiji 3 kg ke daerah yang mengalami kelangkaan.
✅ Meningkatkan jumlah pangkalan resmi agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan gas.
✅ Memperketat pengawasan distribusi untuk mencegah penimbunan dan penyalahgunaan.
✅ Menindak tegas agen atau pangkalan yang menjual di atas harga eceran tertinggi (HET).
✅ Sosialisasi dan pendataan ulang agar elpiji subsidi benar-benar sampai kepada yang berhak.
Ketua Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Hadi Wijaya, juga menekankan pentingnya tindakan cepat pemerintah.
“Kalau tidak segera ditangani, para pelaku usaha kecil akan terdampak besar. Harga bahan baku naik, biaya produksi naik, dan ujungnya harga jual naik. Ini bisa mengurangi daya beli masyarakat saat Ramadan,” ujarnya.
Langkah Pemerintah dalam Menanggapi Krisis Elpiji
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Pertamina telah menyatakan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah cepat untuk mengatasi kelangkaan elpiji sebelum Ramadan.
Pertamina berjanji akan menambah pasokan ke beberapa daerah yang mengalami kelangkaan serta memastikan distribusi lebih merata. Mereka juga meminta masyarakat untuk tidak panik dan membeli elpiji secukupnya agar tidak terjadi lonjakan permintaan yang lebih besar.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan seluruh agen dan pangkalan untuk memastikan ketersediaan elpiji 3 kg menjelang Ramadan. Jika ada kendala distribusi, kami akan segera tindak lanjuti,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.
Selain itu, pemerintah juga mengimbau agar masyarakat yang mampu menggunakan elpiji nonsubsidi, seperti Bright Gas 5,5 kg atau 12 kg, agar subsidi benar-benar dinikmati oleh masyarakat yang berhak.
Kesimpulan
Kelangkaan elpiji 3 kg yang terjadi saat ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera bertindak sebelum Ramadan tiba. Jika tidak segera diatasi, dampaknya bisa semakin luas, terutama bagi rumah tangga kecil dan pelaku usaha mikro yang sangat bergantung pada gas subsidi.
Masyarakat berharap pemerintah benar-benar serius dalam mengatasi masalah ini dengan memperbaiki sistem distribusi, menindak tegas penyimpangan, serta memastikan stok elpiji mencukupi selama bulan Ramadan agar tidak terjadi lonjakan harga yang semakin memberatkan rakyat.