Marcus Rashford: Tak Diinginkan Manchester United, Tapi Jadi Incaran Barcelona
Marcus Rashford, yang tak lagi mendapat tempat di Manchester United sejak akhir tahun lalu, kini selangkah lagi menuju transfer impiannya ke Barcelona setelah tercapai kesepakatan prinsip antara kedua belah pihak.
Transfer ini bukanlah kejutan sepenuhnya, karena Rashford sudah sejak lama menyatakan keinginannya bergabung dengan raksasa Spanyol tersebut. Bahkan bulan lalu ia terang-terangan mengungkapkan ingin bermain bersama bintang muda sensasional Lamine Yamal.
Barcelona pun tak menutup-nutupi ketertarikannya. Pada bulan Mei lalu, direktur olahraga Deco mengaku mereka menyukai Rashford dan percaya pemain asal Inggris itu bisa “meningkatkan kualitas tim”.
Tapi yang kini jadi perbincangan utama adalah: benarkah Rashford layak direkrut?
Bagaimana Rashford Bisa Sampai ke Titik Ini?
Kepindahan Rashford dari Old Trafford sudah lama diprediksi.
Ia dicoret oleh pelatih Ruben Amorim dalam Derby Manchester pada 15 Desember 2024 dan tidak pernah dimainkan lagi sejak itu. Amorim bahkan mengkritik Rashford karena dianggap kurang semangat dalam latihan, menyindir bahwa ia lebih memilih memainkan pelatih kiper berusia 63 tahun daripada pemain yang “tidak memberikan yang maksimal setiap hari”.
Pada Januari, Rashford dipinjamkan ke Aston Villa, tampil 17 kali, dan sempat dipanggil kembali ke Timnas Inggris. Namun setelah kembali ke MU bulan lalu, masa depannya tetap tidak jelas. Ia termasuk dalam lima pemain yang menyatakan ingin hengkang, dan akhirnya dikeluarkan dari latihan tim utama.
“Tidak diragukan lagi bahwa Rashford yang termotivasi, fokus, dan bersemangat bisa langsung masuk tim Amorim,” ujar Simon Stone dari BBC Sport.
“Namun realitanya, Rashford yang seperti itu hanya terlihat satu musim penuh sejak 2021.”
Lalu, Mengapa Barcelona Menginginkan Rashford?<
Meski performanya menurun, Rashford tetap memiliki reputasi tinggi. Ia telah mencetak 138 gol dalam 426 pertandingan sejak debut di MU pada usia 18 tahun, serta 17 gol dari 62 caps bersama Inggris. Di usia 27, ia dinilai masih punya potensi besar di masa puncaknya.
Namun sejak musim 2022–23, Rashford belum lagi mencetak 20 gol dalam satu musim. Selama masa pinjamannya di Villa, ia hanya mencetak 2 gol di Premier League — salah satunya lewat penalti.
“Barcelona tahu mereka sedang mengambil risiko,” ujar Stone.
“Tapi mereka juga tahu bahwa jika Rashford tampil mendekati performa terbaiknya, ia bisa jadi aset besar di La Liga dan Liga Champions.”
Barca sendiri sebenarnya tak kekurangan gol. Mereka mencetak 102 gol saat menjuarai La Liga, dan 43 gol di Liga Champions 2024–25 (peringkat kedua terbanyak). Masalah utama mereka justru di lini belakang.
Namun, mereka tetap ingin memperkuat lini serang — khususnya sisi kiri. Target utama mereka, Nico Williams, memilih memperpanjang kontrak di Athletic Bilbao. Upaya untuk merekrut Luis Diaz dari Liverpool juga gagal.
Akhirnya Rashford menjadi opsi yang masuk akal. Ia tersedia melalui skema pinjaman dengan opsi pembelian, solusi ideal untuk kondisi finansial Barca yang masih terbatas.
“Rencana Barca menjual kiper Marc-André ter Stegen gagal karena sang pemain harus menjalani operasi punggung,” jelas jurnalis Andy West.
“Dengan situasi tersebut, merekrut Rashford dengan status pinjaman jadi pilihan menarik.”
Bagaimana Rashford Akan Masuk Dalam Skuad Barcelona?
Salah satu nilai tambah Rashford adalah fleksibilitasnya. Ia bisa bermain sebagai penyerang tengah maupun winger kiri — posisi yang selama ini belum benar-benar diisi secara konsisten sejak Neymar hengkang ke PSG pada 2017.
Robert Lewandowski, yang akan berusia 37 tahun bulan depan, tak mungkin dimainkan di semua laga.
Raphinha kini lebih sering dimainkan sebagai playmaker tengah oleh Hansi Flick.
Dani Olmo dan Ferran Torres dianggap kurang cocok bermain di kiri.
Ini membuka jalan bagi Rashford untuk menjadi bagian dari quartet lini depan bersama Raphinha, Lewandowski, dan Lamine Yamal.
“Jika benar pinjaman dengan opsi beli, Barcelona tidak punya banyak risiko,” tambah Stone.
“Chelsea pernah melakukan hal serupa dengan Jadon Sancho — dan tetap bisa membatalkannya.”
